Kegiatan Mapel Penjaskes MA AL BURHAN

PENGEMBANGAN PROFESI GURU PENDIDIKAN JASMANI MELALUI PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF, MENYENANGKAN DAN INOVATIF

SUHENGKI
 
Kegiatan Olahraga

Senam Pemanasan Sebelum Melakukan Olahraga
 






BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah
          
Guru dalam proses pembelajaran pada suatu lembaga pendidikan berfungsi sebagai mediator dalam penyampaian materi-materi yang diajarkan kepada peserta didik, untuk kemudian ditindaklanjuti oleh peserta didik dalam kehidupan nyata, baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah.
Dalam proses pembelajaran ini, untuk menjadi guru yang profesional, hendaknya guru memiliki dua kategori, yaitu capability dan loyality, artinya guru itu harus memiliki kemampuan dalam bidang ilmu yang diajarkannya, memiliki kemampuan teoritik tentang mengajar yang baik, dari mulai perencanaan, implementasi sampai evaluasi dan memiliki loyalitas keguruan, yakni loyal kepada tugas-tugas keguruan yang tidak semata-mata di dalam kelas, tapi sebelum dan sesudah kelas. Pekerjaan guru merupakan profesi atau jabatan yang memerlukan keahlian khusus.
Tugas profesi guru meliputi: mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan kepada anak didik. Sementara tugas sosial guru tidak hanya terbatas pada masyarakat saja, akan tetapi lebih jauh guru adalah orang yang diharapkan mampu mencerdaskan bangsa dan mempersiapkan manusia-manusia yang cerdas, terampil dan beradab yang akan membangun masa depan bangsa dan negara. Semakin akurat para guru melaksanakan fungsinya, semakin terjamin tercipta dan terbinanya sumber daya manusia yang andal dalam melakukan pembangunan bangsa.
Secara sederhana tanggung jawab guru adalah mengarahkan dan membimbing para murid agar semakin meningkat pengetahuannya, semakin mahir keterampilannya dan semakin terbina dan berkembang potensinya. Dalam hubungan ini ada sebagian ahli yang mengatakan bahwa guru yang baik adalah guru yang mampu melaksanakan inspiring teaching, yaitu guru yang melalui kegiatan mengajarnya mampu mengilhami murid-muridnya. Melalui kegiatan mengajar yang dilakukannya seorang guru mampu mendorong para siswa agar mampu mengemukakan gagasan-gagasan besar dari murid-muridnya.
Kehidupan manusia di dunia ini tidak bisa dilepaskan dari proses pendidikan, oleh karena itu kualitas dan kompetensi guru dianggap memiliki pengaruh terbesar terhadap kualitas pendidikan. Sudah sewajarnya apabila guru dituntut bertindak profesional dalam melaksanakan proses belajar mengajar guna meningkatkan kualitas pendidikan yang mereka lakukan. Tuntutan seperti ini sejalan dengan perkembangan masyarakat modern yang menghendaki bermacam-macam spesialisasi yang sangat diperlukan dalam masyarakat yang semakin lama semakin kompleks. Tuntutan kerja secara profesional juga dimaksudkan agar guru berbuat dan bekerja sesuai dengan profesi yang disandangnya.
Berbicara tentang kerja profesional mengharuskan kita untuk mengetahui terlebih dahulu pengertian profesi sebagai bentuk dasar kata profesional tersebut. Menurut Volmer dan Mills, pada dasarnya profesi adalah sebagai suatu spesialisasi dari jabatan intelektual yang diperoleh melalui studi dan training, bertujuan mensuplay keteram pilan melalui pelayanan dan bimbingan pada orang lain untuk mendapatkan bayaran (fee) atau (salary) gaji. Dalam perspektif sosiologi, profesi itu sesungguhnya suatu jenis model atau tipe pekerjaan ideal, karena dalam realitasnya bukanlah hal yang mudah untuk mewujudkannya. Sedangkan profesionalisme adalah proses usaha menuju kearah terpenuhinya persyaratan suatu jenis model pekerjaan ideal berkemampuan, mendapat perlindungan, memiliki kode etik profesionalisasi, serta upaya perubahan struktur jabatan sehingga dapat direfleksikan model profesional sebagai jabatan elit. Sedangkan profesi itu sendiri pada hakikatnya adalah sikap bijaksana (informend responsiveness) yaitu pelayanan dan pengabdian yang dilandasi oleh keahlian, kemampuan, teknik dan prosedur yang mantap diiringi sikap kepribadian tertentu.
Dari definisi di atas, dapat dipahami bahwa sebuah profesi mengandung sejumlah makna yang dapat disimpulkan sebagai berikut; profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan, profesi dipilih oleh seseorang atas kesadaran yang dalam, dalam profesi terkandung unsur pengabdian. Dengan demikian, bekerja secara profesional berarti bekerja secara baik dan dengan penuh pengabdian pada satu pekerjaan tertentu yang telah menjadi pilihannya. Guru yang profesional akan bekerja dalam bidang kependidikan secara optimal dan penuh dedikasi guna membina anak didiknya menjadi tenaga- tenaga terdidik yang ahli dalam bidang yang menjadi spesialisnya. Hal ini dengan sendirinya menuntut adanya kemampuan atau keterampilan kerja tertentu. Dari sisi ini, maka keterampilan kerja merupakan salah satu syarat dari suatu profesi.
Namun tidak setiap orang yang memiliki keterampilan kerja pada satu bidang tertentu dapat disebut sebagai profesional. Keterampilan kerja yang profesional didukung oleh konsep dan teori terkait. Dengan dukungan teori ini memungkinkan orang yang bersangkutan tidak saja menguasai bidang itu, akan tetapi juga mampu memprediksi dan mengontrol suatu gejala yang dijelaskan oleh teori itu.
Dengan berbekal profesionalisme yang tinggi, maka dunia pendidikan di Indonesia akan menjadi terangkat. Namun dewasa ini, dunia pendidikan kita sedang dilanda krisis “profesionalisme guru”, hal tersebut menjadi belenggu bagi terciptanya suatu tatanan pendidikan yang mapan. Krisis profesionalisme guru dalam dunia pendidikan disebabkan karena kurangnya kesadaran guru akan jabatan dan tugas yang diembannya serta tanggung jawab keguruannya. Guru hanya menganggap “mengajar” sebagai kegiatan untuk mencari nafkah semata atau hanya untuk memperoleh salary dan sandang pangan demi survival fisik jangka pendek, agaknya akan berbeda dengan cara seseorang yang memandang tugas atau pekerjaannya sebagai calling profesional dan amanah yang hendak dipertanggung jawabkan di hadapan Tuhan. Di samping itu munculnya sikap malas dan tidak disiplin waktu dalam bekerja dapat bersumber dari pandangannya terhadap pekerjaan dan tujuan hidupnya. Karena itu, adanya etos kerja yang kuat pada seseorang guru memerlukan kesadaran mengenai kaitan suatu pekerjaan dengan pandangan hidupnya yang lebih menyeluruh dan memberinya keinsyafan akan makna dan tujuan hidupnya.
Pendidikan dapat diartikan sebagai proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran atau pelatihan (kamus besar Bahasa Indonesia 1991). Jadi segala bentuk usaha yang dilakukan oleh seseorang maupun kelompok untuk merubah orang lain menuju kedewasan dan perubahan kearah yang lebih baik maka itulah yang dinamakan pendidikan.
            Pendidikan di Indonesia berperan penting bagi pembangunan bangsa, sehingga pendidikan sangat berkaitan langsung dengan pembangunan nasional. Keberhasilan pendidikan salah satunya ditentukan oleh belajar mengajar yang baik. Peran siswa dan guru merupakan sebagian kunci sukses untuk mensukseskan pendidikan di Indonesia sesuai dengan harapan bangsa. Pendidikan dapat terjadi dengan baik jika minimal ada 3 unsur yang dapat terpenuhi, yaitu adanya peserta didik, adanya pendidik dan adanya tujuan pendidikan. Dalam 3 unsur tersebut harus ada dalam sebuah pendidikan, sebab tanpa salah satu unsur tersebut, maka pendidikan tidak dapat berjalan. Misalnya adanya pendidik dan tujuan pendidikan namun tanpa adanya peserta didik atau sebaliknya, adanya peserta didik dan tujuan pendidikan namun tanpa adanya pendidik maka proses pendidikan tidak akan bisa berjalan.
            Guru merupakan pendidik untuk siswanya di sekolah, oleh sebab itu guru harus menyadari akan tugas dan kewajibannya.. Hal tersebut sangatlah penting, sebab tanggungjawab sebagai guru sangatlah berat, guru adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pertumbuhan dan perkembangan peserta didiknya, kesemuanya harus mencakup dalam 3 ranah : Ranah kognitif ( pengetahuan), Ranah afektif (perasaan/emosi/sikap), dan ranah psikomotor (keterampilan gerak). Oleh sebab itulah guru harus maksimal dan bersikap profesional terhadap tugas dan kewajibannya, karena guru memegang peranan yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan peserta didik untuk mencapai kedewasaan, kematangan serta kemandirian sebagai makhluk tuhan yang religius.
            Guru Pendidikan Jasmani (Guru Penjas) juga tidak bisa dibedakan dengan guru lainnya. Guru Penjas harus profesional, karena dengan keprofesionalannya tersebut guru penjas mampu mengajar dan mendidik peserta didiknya dengan baik dan sesuai dengan tugas dan kewajibannya. Menjadi guru pendidikan jasmani yang profesional tidak semudah yang dibayangkan orang selama ini. Merupakan kesalahan besar bagi orang yang menganggap guru penjas profesional hanya membawa peluit ketika mengajar. Mungkin anggapan masyarakat tersebut karena melihat guru penjas yang tidak profesional, sebagai contoh guru mengajar hanya duduk dipinggir lapangan, sedangkan siswa disuruh latihan sendiri tanpa adanya motivasi, penghargaan, bimbingan dan perhatian serius.
            Guru penjas profesional haruslah mempunyai nilai lebih dibanding guru penjas yang belum atau tidak profesional. Guru penjas profesional harus bisa aktif, kreatif, efektif, menyenangkan dan inovatif. Jika 4 faktor ini bisa terpenuhi, maka inshaAllah harapan untuk mewujudkan guru penjas profesional bisa terwujud. Sebuah tugas sekaligus tantangan bagi kita selaku bagian dari komunitas tersebut.  Inilah yang harus kita persiapkan bagi semua pemangku kepentingan yang terlibat didalamnya untuk dapat mewujudkan guru penjas yang profesional yang mampu melaksanakan pembelajaran aktif, kreatif, efektif, menyenangkan dan inovatif.

B. Batasan dan Rumusan Masalah
            Mengingat luasnya pembahasan tentang topik yang akan dibahas dalam makalah ini, maka perlu dibatasi permasalahan tentang makalah ini, yaitu dengan rumusan sebagai berikut.
1. Pengertian guru profesional?
2. Pengertian guru penjas profesional?
3. Pengertian serta pembahasan guru penjas aktif, kreatif,efektif, menyenangkan dan inovatif?
    4. Bagaimana peran serta kita sebagai calon, guru, dan bagian dari komunitas penjas dalam
        usahanya mewujudkan guru penjas yang aktif, kreatif,efektif, menyenangkan dan inovatif?
C. Tujuan Pembuatan Makalah
1. Sebagai bahan peserta untuk pelaksanaan seminar sehari.
2. Mengetahui pengertian guru serta guru penjas profesional.
3. Mengetahui guru penjas yang aktif, kreatif,efektif, menyenangkan dan inovatif.
     4. Mengetahui peran serta kita sebagai calon, guru, dan bagian dari komunitas penjas dalam
     usahanya mewujudkan guru penjas yang aktif, kreatif,efektif, menyenangkan dan inovatif.


BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Guru Profesional
            Guru adalah orang yang kerjanya mengajar; perguruan, sekolah, gedung tempat belajar, perguruan tinggi. (Hoetomo M.A. 2005.” kamus lengkap bahasa Indonesia. Surabaya: mitra pelajar). Guru merupakan tenaga pendidik di sekolah, sehingga guru harus mampu menjalankan tugasnya dengan baik dan tanggungjawab sebagai pendidik. Tugas guru sebagai tenaga pendidik yaitu mendidik, mengajar, dan melatih. Oleh sebab itu, tugas serta tanggungjawab guru begitu besar dan berat peranannya dalam dunia pendidikan. Guru merupakan salah satu faktor penentu kegagalan dan keberhasilan peserta didik dalam menjalani proses pembelajaran. (isi UU tentang tujuan pendidikan nasional).
            Sedangakan profesional, maka definisinya sangatlah banyak, diantaranya:
Profesional adalah seseorang yang memiliki kompetensi (kewenangan atau kekuasaan) dalam suatu pekerjaan tertentu
KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA
Profesional bersangkutan dengan profesi yang memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya.
Profesional adalah seorang yang benar-benar ahli di bidangnya dan mengandalkan keahliannya tersebut sebagai mata pencahariannya.
(http://carapedia.com/pengertian_definisi_profesional_info2140.html)
H.A.R Tilaar menjelaskan bahwa profesional adalah seorang yang menjalankan pekerjaannya sesuai dengan tuntutan profesi atau dengan kata lain memiliki kemampuan dan sikap sesuai dengan tuntutan profesinya. Seorang profesional akan terus menerus meningkatkan mutu karyanya secara sadar melalui pendidikan dan pelatihan.
(http://kurwindakristi.wordpress.com/2012/03/04/profesi-profesional-profesionalisme-profesionalisasi/)
Jadi dari sumber diatas maka dapat kita ambil kesimpulan bahwa pengertian profesional adalah suatu sikap individu yang mepunyai kemampuan dan keahlian yang khusus dalam bidang pekerjaan tertentu sehingga individu tersebut mampu melakukan dan melaksanakan tugas, fungsi dan tanggungjawabnya sebagai pekerja dibidang keahliannya dengan kemampuan yang maksimal dan individu tersebut senantiasa berusaha untuk meningkatkan keahliannya melalui pembelajaran baik dengan pelatihan maupun pendidikan.
Guru profesional berdasarkan pemaparan tulisan diatas yaitu: pengajar yang mempunyai kemampuan dan keahlian yang khusus dalam bidangnya sebagai pengajar (mengajar, mendidik, membimbing dan melatih) serta mampu melakukan dan melaksanakan tugasnya, fungsinya dan tanggungjawabnya sebagai guru dengan kemampuan yang maksimal dan senantiasa berusaha untuk meningkatkan keahliannya melalui pembelajaran baik dengan pelatihan maupun pendidikan. Demikianlah kesimpulan yang dapat kami simpulkan mengenai pengertian guru profesional.
2. Pengertian Guru Penjas Profesional
            Pengertian guru profesional telah kami paparkan pada pembahasan di atas, maka dalam pemabahasan kali ini kami langsung pada pengertian guru penjas profesional. Pengertian penjas juga sangatlah beragam, diantaranya:
Penjas menurut abdul gafur yang dikutip oleh sunarya (2007: 41) yaitu suatu proses yang dilakukan secara sadar dan sistematis melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kesehatan dan kesegaran jasmani, kemampuan, keterampilan, kecerdasan dan perkembangan watak serta kepribadian yang harmonis dalam rangka membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan pancasila.
Nixon and Cozens (1963: 51) mengemukakan bahwa pendidikan jasmani didefinisikan sebagai fase dari seluruh proses pendidikan yang berhubungan dengan aktivitas dan respons otot yang giat dan berkaitan dengan perubahan yang dihasilkan individu dari respons tersebut.
http://wawan-junaidi.blogspot.com/2011/12/definisi-pendidikan-jasmani.html
Ateng (1993) mengemukakan; pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan melalui berbagai kegiatan jasmani yang bertujuan mengembangkan secara organik, neuromuskuler, intelektual dan emosional.
http://yullcandrapermana.blogspot.com/2012/04/pengertian-penjas.html
 Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat kami simpulkan bahwa penjas (pendidikan jasmani merupakan proses interaksi yang sistematik (teratur) antara peserta didik,  lingkungan dan pendidik dalam berbagai kegiatan jasmani untuk  mendorong perkembangan motorik (gerak), kemampuan fisik, pengetahuan penalaran dan penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-dan sosial), pembiasaan pola hidup sehat.
Guru penjas profesional yaitu orang yang mampu dan ahli sebagai sebagai pengajar (mengajar, mendidik, membimbing dan melatih)  dibidang penjas serta mampu melakukan dan melaksanakan tugasnya, fungsinya dan tanggungjawabnya sebagai guru penjas dengan kemampuan yang maksimal dan senantiasa berusaha untuk meningkatkan keahliannya melalui pembelajaran baik dengan pelatihan maupun pendidikan.
Untuk mengetahui seseorang guru penjas itu profesional atau tidak, dapat diketahui dari dua perspektif. Pertama, dilihat dari latar belakang pendidikannya, guru tersebut lulusan dari program studi pendidikan jasmani atau bukan, jika bukan lulusan dari program studi pendidikan jasmani jelas tidak profesional. Jika lulusan dari program studi pendidikan jasmani, dari jenjang DII ; DIII ; atau S1/DIV, jika guru tersebut lulusan DII sesuai dengan PP Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, maka termasuk para-profesional. Jika guru tersebut lulusan dari DIII berarti termasuk semi profesional, dan jika guru tersebut lulusan dari DIV/S1 berarti termasuk profesional, baik itu untuk SD/MI ; SMP/MTs ; maupun SMA/MA/SMK. Kedua, penguasan guru terhadap materi ajar, merencanakan pembelajaran, mengelola proses, mengelola siswa, melakukan tugas-tugas bimbingan, menilai, dan lain-lain lebih lengkap sesuai yang ada pada Standar Kompetensi Guru Pemula (SKGP).
http://wiliandalton.blogspot.com/2009/02/guru-pendidikan-jasmani-profesional.html)
3. Guru penjas profesional harus aktif, kreatif, efektif menyenangkan dan inovatif
            a. Pengertian guru penjas aktif
Aktif berarti giat, gigih atau mampu beraksi atau bereaksi Hoetomo M.A. 2005.” kamus lengkap bahasa Indonesia. Surabay: mitra pelajar). Guru penjas aktif yaitu pengajar atau guru yang mengajar pendidikan jasmani dan bersikap aktif di dalam proses belajardan mengajar. Dalam hal ini guru penjas di tuntut untuk aktif dalam proses pembelajaran. Aktif disini yaitu dia tidak pasif saat mengajar, yaitu tidak hanya duduk, berdiam diri saat mengajar penjas. Guru penjas profesional harus aktif yaitu dengan memberikan informasi, memeragakan dan mempraktikkan. Sehingga peserta didik menangkap pesan atau perintah guru tersebut.
Selain itu makna aktif disini juga berarti guru penjas harus senantiasa meng-update berita atau informasi yang berkembang, baik melalui buku, media cetak ataupun media elektronik. Sebab dengan perkembangan zaman, perkembangan teknologi begitu cepat, sehingga jika guru penjas tidak aktif dalam mencari informasi baru dari buku, media cetak maupun media elektronik maka guru penjas akan tertinggal dengan  informasi yang berkembang. Dan yang lebih mengecewaka lagi jika peserta didik jauh lebih memahami dan mengikuti perkembangan informasi terbaru terutama dalam dunia pendidikan jasmani dan olahraga.
            Oleh sebab itulah guru penjas profesional harus aktif dalam proses pembelajaran yaitu dengan memberikan informasi, memperagakan dan mempraktikkan. Dan aktif yang selanjutnya yaitu guru penjas harus senantiasa mencari melalui media cetak, buku maupun media elektronik tentang berita atau informasi perkembangan pendidikan jasmani dan olahraga, sehingga guru penjas tidak ketinggalan berita dan lebih tau dibanding peserta didiknya.
            b. Pengertian guru penjas kreatif
Kreatif adalah memiliki daya cipta, memiliki kemampuan untuk menciptakan (Hoetomo M.A. 2005.” kamus lengkap bahasa Indonesia. Surabay: mitra pelajar). Guru penjas profesional harus mampu kreatif dalam proses belajar mengajar. Kreatif disini yaitu guru harus mampu memodifikasi sarana dan prasarana yang ada sehingga proses belajar mengajar berjalan lebih baik, menyenangkan dan sesuai dengan harapan. Kita tau bahwa sarana dan prasarana penjas di sekolah-sekolah tidaklah sama lengkapnya. Minimnya sarana dan prasarana penjas di sekolah maka menuntut guru untuk bisa kreatif dalam menyikapinya, sehingga proses belajar mengajar penjas tetap bisa berjalan dan tidak membosankan.
            Sebagai contoh adalah, ketika kita mengajar penjas di sekolahan pedesaan yang terpencil ataupun di sekolah yang sarana dan prasarana penjasnya minim, maka kita harus mampu kreatif, misalnya dengan memodifikasi alat-alatnya. Misalnya kita ingin mengajarkan permainan golf, namun ternyata perlatan golf disekolahan tersebut tidak ada, maka kita bisa membuat kreasi yaitu dengan memakai paralon, bamboo maupun kayu, sedangkan bolanya bisa memakai bola tenis. Mungkin kreatif ini sepintas sangat mudah, namun kenyataannya, banyak guru penjas disekolah yang tidak mengajar permainan golf maupun permainan lainnya hanya karena perlatan ataupun sarana dan prasarana yang tidak ada (lengkap), padahal seharusnya guru penjas mampu mengembangkan dan menyikapi hal itu dengan kreatif yaitu dengan memodifikasinya.



            c. Pengertian guru penjas efektif
          
Efektif yaitu ada efeknya (pengaruhnya, akibatnya, kesannya) dapat membawa hasil; berhasil guna. Efisien adalah tepat atau sesuai untuk mengerjakan (menghasilkan) sesuatu (dengan tidak)
(Hoetomo M.A. 2005.” kamus lengkap bahasa Indonesia. Surabay: mitra pelajar).
Efektif adalah pencapaian hasil yang sesuai dengan tujuan seperti yang telah ditetapkan. Efektif disini yaitu bahwa guru penjas profesional harus mampu menjalankan proses belajar mengajar secara efektif, maksudnya pembelajaran yang dilakukan oleh guru penjas dapat diterima, dipahami dan menambah ilmu serta peserta didik mengamalkan baik olahraga yang dilakukan maupun nilai-nilai yang terkandung dari permainan atau olahraga tersebut.  Waktu pembelajaran penjas di sekolah memang tidaklah banyak dan lama, namun justru disinilah tantangan dan tugas guru profesional untuk memanfaatkan waktu tersebut dengan sebaik-baiknya, sehingga pembelajaran penjas bisa sesuai dengan keinginan dan harapan.
Guru yang efektif menguasai materi pelajaran dan keahlian atau keterampilan mengajar yang baik. Guru yang efektif memiliki strategi pengejaran yang baik , didukung oleh metode penetapan tujuan, perencanaan pengajaran, dan manajemen kelas. Mereka tahu bagaimana memotivasi, berkomunikasi, dan berhubungan secara efektif dengan murid-murid dari berbagai latar belakang kultural. Mereka juga mengetahui cara menggunakan teknologi yang tepat guna di dalam kelas. Berikut adalah masing-masing penjelasan dari beberapa kriteria di atas.
1. Penguasaan materi pelajaran
Guru penjas  yang efektif harus berpengetahuan, fleksibel, dan memahami materi., berpengetahuan dasar  materi, mengkaitkan berbagai gagasan, cara berpikir dan berargumentasi.
2. Strategi Pengajaran
Dalam hal ini bagaimana guru penjas dapat membuat pengajaran materi dapat dikuasai oleh murid.
3. Penetapan tujuan dan keahlian perencanaan instruksional
Guru yang efektif tidak sekadar mengajar di kelas/ di lapangan. Mereka juga harus menentukan tujuan pembelajaran dan menyusun rencana untuk mencapai tujuan itu.
4. Keahlian manajemen kelas
Aspek penting lainnya untuk menjadi guru yang efektif adalah mampu menjaga kelas tetap aktif bersama . Guru yang efektif dapat mempertahankan lingkungan belajar yang kondusif.
5. Keahlian motivasional
Guru yang efektif tahu bahwa murid akan termotivasi saat mereka bisa memilih sesuatu yang sesuai dengan minatnya. Guru yang baik akan memberi kesempatan murid untuk berpikir kreatif dan mendalam untuk proyek mereka sendiri.
6. Keahlian komunikasi
Hal yang perlu diperlukan untuk mengajar adalah keahlian dalam berbicara, mendengar, mengatasi hambatan.
7. Bekerja secara efektif dengan murid dari berbagai kultur yang berbeda
Guru yang efektif harus mengetahui dan memahami anak dengan latar belakang kultural yang berbeda-beda, dan sensitif terhadap kebutuhan mereka. Mendorong murid satu dengan murid yang lain untuk berkomunikasi dan saling mengharagai.
8. Keahlian teknologi
Guru yang efektif tahu cara menggunakan teknologi  dan cara mengajar murid menggunakan teknologi / komputer untuk menulis dan berkreasi.
Sumber:  http://www.psikologizone.com/cara-mengajar-yang-efektif/06511700
            Dengan adanya guru penjas yang efektif, maka pembelajaran pada pendidikan jasmani di sekolah-sekolah akan berkesan, membawa hasil dan berpengaruh pada sikap dan perbuatan peserta didik, diantaranya, sikap peduli, kerjasama, saling menghargai, saling menghormati, sportivitas, serta pemeliharaan pola hidup bersih dan sehat. Jika hal tersebut bisa terwujud, maka pencapaian hasil sebgaimanayang diharapkan, dan dapat meningkatkan minat peserta didik dalam belajar penjas.
            d. Pengertian guru penjas menyenangkan
            Menyenangkan adalah seluruh kegiatan yang berlangsung selama proses pembelajaran membuat peserta didik antusias dan melakukan segala aktivitas dengan sukarela. Situasi yang menyenangkan dalam pembelajaran dapat memotivasi siswa untuk memperhatikan pembelajaran, senang untuk belajar sehingga dapat meningkatkan pencapaian tujuan pembelajaran. Menyenangkan juga dapat memotivasi seseorang untuk mau belajar di luar bangku sekolah dengan kata lain senang belajar seumur hidup.

           e. Pengertian guru penjas inovatif
            Inovatif adalah memperkenalkan sesuatu yang baru; bersifat pembaruan (kreasi baru), Inovator adalah orang yang memperkenalkan gagasan, metode dan sebagainya yang baru. (Hoetomo M.A. 2005.” kamus lengkap bahasa Indonesia. Surabay: mitra pelajar). Guru profesional harus inovatif maksudnya yaitu, seorang guru penjas harus bisa memperkenalkan, mempraktikkan  dan membuat karya atau cara mengajar atau karya baru lainnya. Misalnya membuat metode pengajaran dengan metode pendekatan taktik ataupun dengan membuat metode mengajar yang menarik dan lebih menyenangkan bagi siswa, baik dari sarprasnya, permainannya, metode pembelajarannya. Sehingga guru penjas profesional bisa disebut sang innovator.
            Selain itu, guru penjas profesional juga harus mampu membantu peserta didiknya, dengan member kesempatan serta membimbing peserta didiknya dalam membuat inovasi-inovasi. Jadi guru penjas harus mampu mendorong dan mengarahkan peserta didiknya untuk berkreasi. Hal ini bisa saja terwujud, misalnya ketika guru penjas mengajar di SMK, dia bisa bekerja sama dengan peserta didiknya untuk membuat peralatan untuk membantu mengajar atau melatih. Contoh, membuat peralatan atau mesin penembak bola untuk melatih kiper, atau alat penyemash otomatis untuk melatih pemain bulutangkis, dan sebagainya.
            Guru penjas profesional harus inovatif juga penting, karena saat ini penjas di beberapa sekolahan diperlakukan bak anak tiri jika dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya. Guru penjas harus menmbuat beberapa inovasi agar peserta didiknya bisa mencintai mata pelajaran yang satu ini, sehingga mata pelajaran penjas menjadi salah satu mata pelajaran yang diminati dan ditekuni, sebagaimana mata pelajaran lainnya, sehingga mata pelajaran penjas tidak lagi seperti anak tiri di sekolahan.
(http://rinarismawati.multiply.com/journal/item/3?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem)
Top of Form
Bottom of Form
PAKEM+I adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan dan Inovatif. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Pembelajaran inovatif bisa mengadaptasi dari model pembelajaran yang menyenangkan. Learning is fun merupakan kunci yang diterapkan dalam pembelajaran inovatif. Jika siswa sudah menanamkan hal ini di pikirannya tidak akan ada lagi siswa yang pasif di kelas, perasaan tertekan dengan tenggat waktu tugas, kemungkinan kegagalan, keterbatasan pilihan, dan tentu saja rasa bosan. Membangun metode pembelajaran inovatif sendiri bisa dilakukan dengan cara diantaranya mengakomodir setiap karakteristik diri. Artinya mengukur daya kemampuan serap ilmu masing-masing orang. Contohnya saja sebagian orang ada yang berkemampuan dalam menyerap ilmu dengan menggunakan visual atau mengandalkan kemampuan penglihatan, auditory atau kemampuan mendengar, dan kinestetik. Dan hal tersebut harus disesuaikan pula dengan upaya penyeimbangan fungsi otak kiri dan otak kanan yang akan mengakibatkan proses renovasi mental, diantaranya membangun rasa percaya diri siswa.
Kreatif dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya (“time on task”) tinggi.
Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah perhatian terbukti meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa.
Penerapan PAKEM+I dalam Proses Pembelajaran
Secara garis besar, PAKEM+I dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
2. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.
3. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan ‘pojok baca’
4. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok.
5. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.
PAKEM+I diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi selama KBM. Pada saat yang sama, gambaran tersebut menunjukkan kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk menciptakan keadaan tersebut. Berikut adalah tabel beberapa contoh kegiatan KBM dan kemampuan guru yang besesuaian.
Kemampuan Guru
Kegiatan Belajar Mengajar
Guru merancang dan mengelola KBM yang mendorong siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran
Guru melaksanakan KBM dalam kegiatan yang beragam, misalnya:
  • Percobaan
  • Diskusi kelompok
  • Memecahkan masalah
  • Mencari informasi
  • Menulis laporan/cerita/puisi
  • Berkunjung keluar kelas
Guru menggunakan alat bantu dan sumber yang beragam.
Sesuai mata pelajaran, guru menggunakan, misalnya:
  • Alat yang tersedia atau yang dibuat sendiri
  • Gambar
  • Studi kasus
  • Nara sumber
Lingkungan
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan
Siswa:
  • Melakukan percobaan, pengamatan, atau wawancara
  • Mengumpulkan data/jawaban dan mengolahnya sendiri
  • Menarik kesimpulan
  • Memecahkan masalah, mencari rumus sendiri.
  • Menulis laporan hasil karya lain dengan kata-kata sendiri.
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasannya sendiri secara lisan atau tulisan
Melalui:
  • Diskusi
  • Lebih banyak pertanyaan terbuka
  • Hasil karya yang merupakan anak sendiri
Guru menyesuaikan bahan dan kegiatan belajar dengan kemampuan siswa
· Siswa dikelompokkan sesuai dengan kemampuan (untuk kegiatan tertentu)
· Bahan pelajaran disesuaikan dengan kemampuan kelompok tersebut.
· Siswa diberi tugas perbaikan atau pengayaan.
Guru mengaitkan KBM dengan pengalaman siswa sehari-hari.
· Siswa menceritakan atau memanfaatkan pengalamannya sendiri.
· Siswa menerapkan hal yang dipelajari dalam kegiatan sehari-hari
Menilai KBM dan kemajuan belajar siswa secara terus-menerus
· Guru memantau kerja siswa.
· Guru memberikan umpan balik.
          
4. Bagaimana peran peran serta kita sebagai calon, guru, dan bagian dari komunitas penjas dalam usahanya mewujudkan guru penjas yang aktif, kreatif,efektif, menyenangkan dan inovatif ?
Pekerjaan guru menyangkut pendidikan anak, pembangunan negara dan masa depan bangsa. Masyarakat menaruh harapan besar pada guru guna melahirkan generasi masa depan yang lebih baik. Mereka diharapkan menjadi teladan bagi anak didiknya dan mampu membimbing mereka menuju pola hidup yang menjunjung tinggi moral dan etika. Guru telah diposisikan sebagai faktor terpenting dalam proses belajar mengajar.
Kualitas dan kompetensi guru dianggap memiliki pengaruh terbesar bertindak profesional dalam melaksanakan proses belajar mengajar guna meningkatkan kualitas pendidikan yang mereka lakukan.
Tuntutan seperti ini sejalan dengan perkembangan masyarakat modern yang menghendaki bermacam-macam spesialisasi yang sangat diperlukan dalam masyarakat yang semakin lama semakin kompleks. Tuntutan kerja secara profesional juga dimaksudkan agar guru berbuat dan bekerja sesuai dengan profesi yang disandangnya. Berbicara tentang kerja profesional mengharuskan kita untuk mengetahui terlebih dahulu pengertian profesi sebagai bentuk dasar kata profesional tersebut.
Ada dua faktor penting yang harus diperhatikan untuk meningkatkan sikap profesionalisme dan etos kerja guru: (1) Faktor pertimbangan internal, yang menyangkut ajaran yang diyakini atau sistem budaya dan agama, semangat untuk menggali informasi dan menjalin komunikasi, dan (2) Faktor pertimbangan eksternal, yang menyangkut pertimbangan historis, termasuk di dalamnya latar belakang pendidikan dan lingkungan alam di mana ia hidup, pertimbangan sosiologis atau sistem sosial dimana ia hidup dan pertimbangan lingkungan lainnya, seperti lingkungan kerja lainnya.
Dalam konteks pertimbangan eksternal, terutama yang menyangkut lingkungan kerja, ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi semangat kinerja guru, yaitu (a) volume upah yang dapat memenuhi kebutuhan seseorang, (b) suasana kerja yang menggairahan atau iklim yang ditunjang dengan komunikasi demokrasi yang serasi dan manusiawi antara pimpinan dan bawahan, (c) penanaman sikap dan pengertian di kalangan pekerja, (d) sikap jujur dan dapat dipercaya dari kalangan pimpinan terwujud dalam kenyataan, (e) penghargaan terhadap need for achievement (hasrat dan kebutuhan untuk maju) atau penghargaan terhadap yang berperstasi (reward and punishment), dan (f) sarana yang menunjang bagi kesejahteraan mental dan fisik.
Profesionalisasi Guru Pendidikan Jasmani Pendidikan merupakan salah satu instrumen utama pengembang sumber daya manusia (SDM), maka tenaga kependidikan memiliki tanggung jawab untuk mengemban tugas mengembangkan SDM. Oleh karena itu siapa saja yang mengemban tugas profesi tenaga kependidikan harus secara kontinyu menjalani profesionalisasi, baik secara formal maupun informal.
Di Indonesia saat sekarang sudah dibentuk Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) di setiap propinsi, yang bertugas secara umum bagaimana meningkatkan tenaga kependidikan menjadi bermutu dan profesional.
Seseorang guru pendidikan jasmani saat sekarang dan mendatang sangat dituntut profesionalismenya. Hal ini selaras dengan persaingan dalam beberapa aspek, yaitu aspek sosial, teknologi, dan kemanusiaan, karena persyaratan kemampuan seseorang yang profesional untuk melakukan pekerjaan semakin meningkat. Pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang telah ditanamkan kepada calon guru masih sangat terbatas, oleh sebab itu para mahasiswa calon guru agar selalu dapat meningkatkan kemandiriannya untuk mengembangkan dan menuju ke arah profesional. Di Indonesia saat sekarang sangat dituntut guru yang memiliki ilmu pengetahuan, dan teknologi (IPTEK) juga guru yang beriman dan bertaqwa (IMTAQ).
          





BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Pendidikan merupakan kunci untuk semua kemajuan dan perkembangan yang berkualitas, sebab dengan pendidikan manusia dapat mewujudkan semua potensi dirinya baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat. Dalam rangka mewujudkan potensi diri menjadi multiple kompetensi harus melewati proses pendidikan yang diimplementasikan dalam proses pembelajaran. Berlangsungnya proses pembelajaran tidak terlepas dengan lingkungan sekitar. Sesungguhnya pembelajaran tidak terbatas pada empat dinding kelas. Pembelajaran dengan pendekatan lingkungan menghapus kejenuhan dan menciptakan peserta didik yang cinta lingkungan.
Berdasarkan seluruh pembahasan yang telah dijelaskan di atas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Guru profesional berdasarkan pemaparan tulisan diatas yaitu: pengajar yang mempunyai kemampuan dan keahlian yang khusus dalam bidangnya sebagai pengajar (mengajar, mendidik, membimbing dan melatih) serta mampu melakukan dan melaksanakan tugasnya, fungsinya dan tanggungjawabnya sebagai guru dengan kemampuan yang maksimal dan senantiasa berusaha untuk meningkatkan keahliannya melalui pembelajaran baik dengan pelatihan maupun pendidikan.
2. Guru penjas profesional yaitu orang yang mampu dan ahli sebagai sebagai pengajar (mengajar, mendidik, membimbing dan melatih)  dibidang penjas serta mampu melakukan dan melaksanakan tugasnya, fungsinya dan tanggungjawabnya sebagai guru penjas dengan kemampuan yang maksimal dan senantiasa berusaha untuk meningkatkan keahliannya melalui pembelajaran baik dengan pelatihan maupun pendidikan. Untuk mengetahui seseorang guru penjas itu profesional atau tidak, dapat diketahui dari dua perspektif. Pertama, dilihat dari latar belakang pendidikannya, Kedua, penguasan guru terhadap materi ajar, merencanakan pembelajaran, mengelola proses, mengelola siswa, melakukan tugas-tugas bimbingan, dan menilai.
3. Guru penjas profesional harus aktif yaitu dengan memberikan informasi, memeragakan dan mempraktikkan. Selain itu makna aktif disini juga berarti guru penjas harus senantiasa meng-update berita atau informasi yang berkembang, baik melalui buku, media cetak ataupun media elektronik.
4. Guru harus bisa kreatif yaitu dengan kemampuannya memodifikasi sarana dan prasarana yang ada sehingga proses belajar mengajar berjalan lebih baik, menyenangkan dan sesuai dengan harapan.
5. Guru profesional harus inovatif maksudnya yaitu, seorang guru penjas harus bisa memperkenalkan, mempraktikkan  dan membuat karya atau cara mengajar atau karya baru lainnya. Misalnya membuat metode mengajar yang menarik dan lebih menyenangkan bagi siswa, baik dari sarprasnya, permainannya, metode pembelajarannya. Dan guru penjas harus mampu mendorong dan mengarahkan peserta didiknya untuk berkreasi dan berinovasi.
6. Guru penjas harus efektif dalam proses pembelajaran penjas Efektif disini yaitu pembelajaran yang dilakukan oleh guru penjas dapat diterima, dipahami dan menambah ilmu serta peserta didik mengamalkan baik olahraga yang dilakukan maupun nilai-nilai yang terkandung dari permainan atau olahraga tersebut.  Waktu pembelajaran penjas di sekolah memang tidaklah banyak dan lama, namun justru disinilah tantangan dan tugas guru profesional untuk memanfaatkan waktu tersebut dengan sebaik-baiknya, sehingga pembelajaran penjas bisa sesuai dengan keinginan dan harapan.
7. Di Indonesia saat sekarang sangat dituntut guru yang memiliki ilmu pengetahuan, dan teknologi (IPTEK) juga guru yang beriman dan bertaqwa (IMTAQ). Untuk  itulah kita harus senantiasa menyadari bahwa IPTEK dan IMTAQ harus senantiasa berjalan beriringan untuk mewujudkan guru penjas profesional. Maka tugas itu untuk mewujudkan hal tersebut yaitu dengan cara semangat mencari ilmu serta tetap mengikuti perkembangan teknologi dan tetap menjaga iman dan taqwa kita yaitu dengan tetap beribadah kepada Tuhan YME.



B. Kata Penutup
Demikianlah tulisan dalam bentuk makalah ini dibuat, semoga tulisan tersebut bermanfaat dan dapat dijadikan bahan untuk diskusi pada kesempatan lain. Kami mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan dan memperkaya makalah ini, atas semua kekurangan yang ada dari makalah ini kami mengucapkan permintaan maaf yang sebesar-besarnya. Tidak lupa kami ucapkan terimakasih untuk para pembaca dan peserta seminar karena telah menyisihkan waktu untuk membaca tulisan ini, semoga dapat bermanfaat dan menambah khazanah keilmuan kita khususnya tentang profesi guru pendidikan jasmani.


DAFTAR PUSTAKA 



 Dikti Depdiknas. (2004). Standar Kompetensi Guru Pemula Prgram Studi Pendidikan Jasmani Jenjang Strata 1. Jakarta: Dikti Depdiknas.

________ .(2005). Standar Kompetensi Guru Pemula Jenjang DII Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdiknas.

Hadi Setia Tunggal. (2003). Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional: Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003. Jakarta: Harvarindo.

 Sudarwan Danim. (2002). Inovasi Pendidikan Dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan. Bandung: Pustaka Setia.

 Mendikbud dan Menpan. (1993). Keputusan Menpan Nomor 84/1993 Tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Jakarta: Depdikbud.

Nurkolis. (2003). Manajemen Berbasis Sekolah: Teori, Model, dan Aplikasi. Jakarta: Grasindo.

 Oemar Hamalik.(2003). Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

 Presiden RI. (2005). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Naional Pendidikan. Jakarta: Presiden RI.

 _________. (2005). Undang-undang Guru dan Dosen. Jakarta: Sekretaris Presiden RI. Soeninggjo. (t.t.). Persiapan Profesi Olahraga Pendidikan. Yogyakarta: Yayasan STO.

Hoetomo M.A. 2005.” kamus lengkap bahasa Indonesia. Surabaya: mitra pelajar.
http://carapedia.com/pengertian_definisi_profesional_info2140.html
 
   http://kurwindakristi.wordpress.com/2012/03/04/profesi-profesional-profesionalisme-profesionalisasi/

   http://wawan-junaidi.blogspot.com/2011/12/definisi-pendidikan-jasmani.html

   http://yullcandrapermana.blogspot.com/2012/04/pengertian-penjas.html

   http://wiliandalton.blogspot.com/2009/02/guru-pendidikan-jasmani-profesional.html

http://rinarismawati.multiply.com/journal/item/3?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem
http://www.psikologizone.com/cara-mengajar-yang-efektif/06511700

Komentar